rozikin blog

Berbagi Pengalaman Online

Saturday, November 24, 2012

Kekejaman Dibalik Aksi Lucu Topeng Monyet

Bersimpatilah untuk Monyet! Lucu? Aneh? Tidak. Pada era sekarang ini atau bahkan sejak lama para Topeng Monyet atau Pegemis Monyet sangat menjamur di kota-kota besar semisal Jakarta dan kota - kota besar lainnya di Indonesia. Kekejaman, penderitaan, kurang gizi, kurang makan, debu knalpot kendaraan sering berakhir pada kematian menghantui monyet - monyet yang dijadikan topeng monyet atau pengemis monyet. 

Kekejaman pada monyet - monyet ini belum banyak diperhatikan oleh masyarakat maupun instansi terkait, padahal Indonesia mempunyai Undang - Undang Kesejahteraan Satwa yang di terapkan pada KUHP pasal 302 dan Undang - Undang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya No 5 Tahun 1990, tetapi UU ini hampir tidak pernah diterapkan atau tidak ada ke tegasan dari pelaksana UU ini.

Banyak yang tidak peduli dengan aksi topeng monyet, tetapi, tahukah anda proses pelatihan monyet - monyet agar menjadi pintar beraksi mengemis di jalanan? Mengapa kita sebagai anak bangsa yang memiliki fauna tidak bisa peduli? Bahkan dari luar negeri lah yang peduli dengan aksi demo di Ibu Kota.

Aksi topeng monyet
yang kerap dijadikan alat untuk mengemis di perempatan, diprotes oleh puluhan warga negara asing ( WNA ) yang tinggal di Jakarta. Mereka berunjuk rasa di Balaikota, Monas dan Bundaran Hotel Indonesia.
"Stop topeng monyet! Stop monkey torture! Get the monkey out of this!" ucap para pendemo seperti terbaca dalam berbagai posternya.

"Topeng monyet bukan budaya. Sebagian menganggap lucu, namun di balik kelucuan ada penyiksaan yang dialami monyet,"
kritik pendemo.

Dan berikut ini
video pelatihan monyet untuk dijadikan pengemis monyet.
"Kami dari Jakarta Animal Aid Network ( JAAN ), meminta pemerintah DKI Jakarta membebaskan ibukota dari topeng monyet. Bisa memulai dengan merazia untuk selanjutnya dapat mengeluarkan SK atau Perda yang melarang kehadiran topeng monyet," kata juru bicara JAAN, Benfika disela - sela aksi di Bundaran HI, Jl MH Thamrin. Warga asing ini mulai dari usia remaja hingga orangtua yang berasal dari sekolah internasional Jakarta International School ( JIS ) dan Gandhi's School. Para pengunjukrasa menilai, monyet hanya dijadikan objek eksploitasi dan menjadi modus untuk mengemis.

"Alasan kami karena topeng monyet menyiksa binatang. Faktanya, topeng monyet di pinggir jalan mengganggu ketertiban umum, banyak pejalan kaki menjadi takut.
Topeng monyet hanya modus untuk mengemis. Harusnya bisa dikenakan Perda larangan mengemis," terang Benfika. Aksi ini dimulai di Balaikota DKI Jakarta, lalu dilanjutkan di Monumen Nasional ( Monas ). Setelah itu, mereka berjalan kaki ke HI dengan membawa poster penolakan topeng monyet.



"Stop topeng monyet! Stop monkey torture! Get the monkey out of this!" ucap para pendemo seperti terbaca dalam berbagai posternya.

"Topeng monyet bukan budaya. Sebagian menganggap lucu, namun di balik kelucuan ada penyiksaan yang dialami monyet," kritik pendemo.

Dan berikut ini video pelatihan monyet untuk dijadikan pengemis monyet.



Bersimpatilah untuk Monyet karena dia juga mahluk seperti kita, ciptaan Tuhan Sang Maha Pemilik alam ini.

Anda dapat melihat postingan aslinya disini http://www.belantaraindonesia.org
Back To Top